Kendalikan Amarah! *)
Suatu pagi, terjadi kehebohan di lingkunganku. Pak Sdi –demikian inisialnya– di jalanan mengamuk, memaki-maki dengan sumpah serapah, plus menyebut-nyebut seisi kebun binatang. Yang jadi sasaran, ternyata seorang perempuan, Mbak SL, yang sedang berjualan sayur.
Pasalnya, anak perempuannya, yang baru duduk di bangku kelas 4 SD, diketahui mengambil HP temannya. Dan perbuatan itu terbongkar, gara-gara Mbak SL membeli HP yang ditawarkan anaknya Pak Sdi.
Loh? Kami semua jadi terheran-heran. Ayah tersangka pencuri HP –yang harganya mencapai ratusan ribu itu– kok marah-marah. Pake mengamuk segala? Pada perempuan, lagi?
Ternyata, yang jadi keberatan Pak Sdi, Mbak SL langsung bilang ke Ibu GN –ibu dari anak yang kehilangan HP itu. Maunya Pak Sdi, bicara dulu padanya, selaku orangtuanya. Karena, katanya, anak kecil tak tau apa-apa, dan jadi tanggung jawab ortunya.
Apa pun alasannya, seharusnya Pak Sdi malu, karena anaknya sudah melakukan perbuatan tercela (mengambil HP temannya, lalu menjualnya seharga Rp 200 ribu di sekolah).
“Sidang RT” akhirnya memutuskan, Pak Sdi harus meminta maaf pada Mbak SL, atas kata-katanya yang menyakitkan hati, dan merendahkan martabat manusia (menyebutnya dengan nama-nama binatang). *Untunglah Mbak SL tak mengadukannya ke polisi sebagai perbuatan tak menyenangkan*
Sebab kalau tidak, pengurus RT akan mengusir Pak Sdi dari komplek perumahan ini. Ia memang menempati salah satu rumah kosong, dengan seizin yang punya, tentunya.
Marah boleh saja, tapi kalau sampai mengamuk membabi-buta, di tempat umum pula, hilang sudah kemanusiaannya. Naudzubillahi mindzalik.
> Kenapa Mbak SL tak dituduh sebagai penadah? Ada yang bilang, ia membeli HP tadahan itu atas suruhan Bu GN sendiri.
*) reposting dari http://tianarief.wordpress.com yang error password-nya
image: istockphoto
0 Comments:
Post a Comment
<< Home