Buat Jaringan
Pada acara Home Sharing CNI di TVRI Senin (24/5) kemarin, Alex I.W. (Crown Agency Manager, pembawa acara), bersama Harijanto (Crown Agency Manager), Hendrasim Rusli (Double Diamond Agency Manager), Robinson Tan (Diamond Agency Manager dari Pekanbaru), Sawawi (Diamond Agency Manager dari Makassar) dan Nuk Niwaryani (Ruby Agency Manager dari Bandung), membahas tentang Bagaimana Mengembangkan Jaringan Bisnis CNI.
Mengapa harus membuat jaringan?
ROBINSON menjelaskan, seberapa hebat sih kita bisa menjual produk-produk CNI? Katakanlah, 5.000 poin dalam sebulan, atau kalau dinominalkan kira-kira senilai Rp 20 juta. Keuntungannya, jika nilai rabat 21% untuk tingkat Agency Manager, hanya sebesar Rp 2 jutaan. Padahal, menurutnya, kita bisa saja sakit, sehingga angka penjualan tak selalu mulus.
Sedangkan kalau membuat jaringan penjualan, kita hanya perlu belanja (atau boleh juga menjual) sebesar 200 poin per bulan. Kalau dinominalkan hanya Rp 1 jutaan. Sementara bonusnya bisa mencapai puluhan, bahkan ratusan juta hingga jumlah tak terbatas, tergantung dari besarnya jaringan.
***
MENURUT Sawawi, cara penjualan konvensional akan sangat terbatas. Sementara dengan jaringan, atau multilevel marketing (MLM), akan mencapai seluruh pelosok Indonesia. Sehingga kita punya peluang jadi pengusaha nasional.
Harijanto menambahkan, jika jaringan sudah besar, kita tinggal menikmati hidup. Artinya, penghasilan akan terus mengalir, saat kita bekerja, beristirahat, sakit, atau pun bepergian. Karena jaringan kita terus menjalankan bisnis kita.
Namun demikian, penjualan produk yang kita lakukan bersifat sementara, sebab penjualan hanya untuk memenuhi poin pribadi, yakni minimal 50 poin sebulan (syarat minimal mendapatkan bonus).
***
ALEX menyimpulkan, bisnis CNI, pada prinsipnya bergotong-royong. Ia menganalogikan, jika kita mengangkat sebuah meja dari kayu jati, mana yang lebih ringan, sendirian atau beramai-ramai? Demikian pula dengan bisnis ini. Kekuatannya, terletak pada jaringan yang kita buat, sebagaimana prinsip MLM pada umumnya.
Jakarta, May 27
Pada acara Home Sharing CNI di TVRI Senin (24/5) kemarin, Alex I.W. (Crown Agency Manager, pembawa acara), bersama Harijanto (Crown Agency Manager), Hendrasim Rusli (Double Diamond Agency Manager), Robinson Tan (Diamond Agency Manager dari Pekanbaru), Sawawi (Diamond Agency Manager dari Makassar) dan Nuk Niwaryani (Ruby Agency Manager dari Bandung), membahas tentang Bagaimana Mengembangkan Jaringan Bisnis CNI.
Mengapa harus membuat jaringan?
ROBINSON menjelaskan, seberapa hebat sih kita bisa menjual produk-produk CNI? Katakanlah, 5.000 poin dalam sebulan, atau kalau dinominalkan kira-kira senilai Rp 20 juta. Keuntungannya, jika nilai rabat 21% untuk tingkat Agency Manager, hanya sebesar Rp 2 jutaan. Padahal, menurutnya, kita bisa saja sakit, sehingga angka penjualan tak selalu mulus.
Sedangkan kalau membuat jaringan penjualan, kita hanya perlu belanja (atau boleh juga menjual) sebesar 200 poin per bulan. Kalau dinominalkan hanya Rp 1 jutaan. Sementara bonusnya bisa mencapai puluhan, bahkan ratusan juta hingga jumlah tak terbatas, tergantung dari besarnya jaringan.
***
MENURUT Sawawi, cara penjualan konvensional akan sangat terbatas. Sementara dengan jaringan, atau multilevel marketing (MLM), akan mencapai seluruh pelosok Indonesia. Sehingga kita punya peluang jadi pengusaha nasional.
Harijanto menambahkan, jika jaringan sudah besar, kita tinggal menikmati hidup. Artinya, penghasilan akan terus mengalir, saat kita bekerja, beristirahat, sakit, atau pun bepergian. Karena jaringan kita terus menjalankan bisnis kita.
Namun demikian, penjualan produk yang kita lakukan bersifat sementara, sebab penjualan hanya untuk memenuhi poin pribadi, yakni minimal 50 poin sebulan (syarat minimal mendapatkan bonus).
***
ALEX menyimpulkan, bisnis CNI, pada prinsipnya bergotong-royong. Ia menganalogikan, jika kita mengangkat sebuah meja dari kayu jati, mana yang lebih ringan, sendirian atau beramai-ramai? Demikian pula dengan bisnis ini. Kekuatannya, terletak pada jaringan yang kita buat, sebagaimana prinsip MLM pada umumnya.
Jakarta, May 27
0 Comments:
Post a Comment
<< Home