Wednesday, June 02, 2004

Rokok Lagi

Data Departemen Kesehatan mengungkapkan bahwa 70 persen penduduk Indonesia (141,4 juta jiwa) adalah perokok aktif. 60 persen di antaranya (84,4 juta jiwa) penduduk miskin. Padahal, rakyat Indonesia yang belum maju ini masih banyak memerlukan makanan bergizi. Tapi kenyataannya, pengeluaran keluarga untuk produk tembakau yang mengandung racun ini ternyata lebih tinggi daripada pengeluaran untuk ikan (6,2 persen), sayur-sayuran (5,1 persen), serta daging, telur dan susu (6,4 persen).

Menurut WHO, proporsi pengeluaran rata-rata untuk pembelian rokok/tembakau terhadap pendapatan rumah tangga pada 2001 sekitar 9,1 persen untuk kelompok berpenghasilan paling rendah dan 7,47 persen pada kelompok berpenghasilan tinggi. Perokok berpenghasilan rendah mengonsumsi 10 batang rokok per hari, sedangkan yang berpenghasilan tinggi mengonsumsi sekitar 12,5 batang rokok per hari.

Jadi, secara makro kerugian keuangan masyarakat pada tahun 2001 sekitar Rp 54,1 triliun. Sedangkan anggaran Depkes tahun 2000 hanya berjumlah Rp 2,913 triliun. Tingginya persentase perokok dari masyarakat ekonomi lemah memperburuk kondisi mereka sehingga semakin jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Nah lo! Bagaimana negara ini bisa maju kalau perbaikan tidak dimulai dari diri sendiri?

NO SMOKING!!! (www.nuis.ac.jp)Di kantorku, sedang terjadi perdebatan masalah ruangan bebas rokok. Sebab pada praktiknya, semua ruangan, yang hampir semuanya ber-AC, dengan bebas digunakan oleh para perokok. Beruntunglah, anda Blogger sekalian, yang ruangan kantornya bebas asap rokok. Sebab, di kantor pers, orang biasanya beralasan, mereka merokok agar bisa berkonsentrasi.*:P* Padahal, aku, tanpa merokok pun tetap bisa berkonsentrasi. Setidaknya saat menulis postingan ini! :D

Mudah-mudahan saja, yang benar mengalahkan yang "belum bener" *hehehe*, bukan yang kuat mengalahkan yang lemah.

Jakarta, Jun 2

0 Comments:

Post a Comment

<< Home