Duh, Keretaku Tabrakan (Lagi)
BERITA mengejutkan itu aku dengar dari seorang teman di Perpustakaan Gatra, Kamis (30/6) sekitar pukul lima sore kurang. KRL tabrakan di Pasar Minggu. Aku langsung membayangkan: kereta rel listrik yang padat penumpang menabrak KRL lainnya yang tak kalah penuh sesaknya. Maklum saja, di sore hari, KRL selalu dipadati penumpang.
Benar saja. Dari berbagai sumber (Radio El Shinta, Metro TV dan Kantor Berita Antara), aku membayangkan kejadian tragis yang terjadi kurang dari sejam lalu itu: KRL ekonomi KA-585 yang padat penumpang dari Bogor arah Jakarta berhenti di dekat Stasiun Pasar Minggu sekitar 20 menit, karena ada KRL Pakuan Ekspres yang mengalami gangguan. Tiba-tiba, dari arah belakang (jalur yang sama), KRL ekonomi KA-583 yang juga padat penumpang, menabrak KRL yang sedang berhenti itu.
Suara benturan keras pun membahana, diiringi jerit tangis para penumpang. Seorang ibu hamil 9 bulan, Ny. Ida, sampai pecah air ketubannya, selain mengalami patah kaki. Bahkan, Bunga (16 tahun), harus kehilangan kedua kakinya, dan dalam keadaan kritis, sebelum dilarikan ke RSCM. Masya Allah, sedemikian dahsyatnya tabrakan KA --yang sebenarnya bisa diantisipasi itu (karena ada rentang waktu 20 menit, untuk memberitahu kereta di belakangnya).
Kepala Divisi Daops I Jakarta pun, tak habis pikir, kenapa kereta paling belakang tiba-tiba nyelonong dan menabrak kereta di depannya. Sementara itu, menurut kesaksian Ny. Umi (43), warga yang tinggal di dekat rel, si masinis penabrak sempat buka baju seragamnya agar tidak dikenali sebagai masinis. Tapi polisi segera mengamankannya, guna dimintai pertanggung jawaban.
Tabrakan kereta api ini bukan sekali dua kali terjadi di negeri ini. Tapi, penyebabnya selalu dari itu ke itu. Rendahnya kedisiplinan dan minimnya peralatan serta perangkat pengamanan perjalanan kereta api. Halo, halo Pak Menhub Hatta Radjasa? Gimana nih!
Gambar: expat.or.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home