Coba BBG Buat Motor Yuk!
Apa yang kita harapkan dari sepeda motor? Untuk pemakaian harian, sepeda motor, selain fleksibel dikendarai ke mana pun, jelas lebih hemat BBM dibanding kendaraan roda empat. Mau lebih hemat lagi? Pakai bahan bakar gas! Cukup dari elpiji 3 kg (tabung melon) dengan konverter.
Kali ini, Universitas Surya, Tangerang, yang punya karya. Motor berbahan bakar gas BBG ini menggantikan BBM bensin (premium atau pertamax) sebagai sumber energi utama pada kendaraan.
"Motor karya kami bekerja dengan konverter kit yang mengubah gas menjadi sumber energi baru pada motor," kata Direktur Peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya, Pudji Untoro kepada Antara, di Serpong, Tangerang, Banten, belum lama ini.
Pudji menjelaskan, konverter kit adalah rangkaian alat yang berfungsi mengalirkan gas dari tabung ke mesin sesuai dengan kebutuhan.
Dia mengklaim, meskipun penelitian mengenai motor berbahan bakar gas sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun pihaknya mengklaim bahwa kinerja motor BBG karya timnya merupakan yang paling sempurna.
"Motor kami telah mengalami penyempurnaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana motor dapat dinyalakan dengan mudah dan langsam," katanya.
Kelebihannya, ujar Pudji, motor BBG karya Universitas Surya tidak menemui masalah seperti penelitian-penelitian sebelumnya, yakni mesin mudah mati apabila digas terlalu pelan ataupun digas terlalu kencang. "Di motor kami, mau gas pelan ataupun kencang tidak ada masalah," katanya.
Tabung 3 Kg = 300 Km
Berdasarkan penelitian, sepeda motor ber-BBG mampu menempuh jarak sekitar 300 kilometer hanya dengan satu tabung gas elpiji 3 kilogram. Menurut Peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya, Arbi Dimyati, di Serpong, belum lama ini, jarak sejauh itu hanya menghabiskan Rp 15.000 (harga satu tabung elpiji 3 kg).
Sedangkan dengan bensin (menggunakan sepeda motor percobaan Honda Beat) untuk mencapai 300 kilometer membutuhkan 7,1 liter, dengan harga Rp 60.350 (premium/Rp 8.500 per liter), atau Rp 70.645 (pertamax 92/Rp 9.950 per liter). Jauh lebih murah kan?
"Perhitungan dilakukan dengan asumsi sepeda motor pada umumnya memiliki perbandingan 1:40 atau satu liter untuk 40 kilometer," katanya.
Tim telah melakukan uji coba pada 2013 dengan motor Honda Beat yang dipasangi konverter kit dan menempuh rute dari Jakarta ke Denpasar, Bali pulang pergi. "Untuk motor jenis lain akan sedikit berbeda, karena tergantung dari besaran cc mesinnya," katanya.
Untuk oktan, nilai oktan elpiji sebesar 106 juga jauh lebih tinggi dari nilai oktan pada bensin yang hanya sebesar 88 (atau pertamax 92). Karena itu, Arbi mengatakan, pembakaran dengan BBG ini akan jauh lebih sempurna, mesin lebih bersih, dan pada akhirnya akan mengurangi biaya perawatan.
Selain lebih hemat, dia mengatakan, penggunaan LPG pada sepeda motor juga dapat mengurangi polusi karena menghasilkan emisi gas Nitrogen Oksida dan Karbondioksida (CO2) lebih sedikit dari pada premium, sehingga gas emisi yang dibuang lebih sedikit mengandung polutan.
"Motor berbahan bakar elpiji juga lebih ramah lingkungan jika di bandingkan motor bensin," katanya.
Motor BBG Aman Dikendarai
Keberatan dari pada pengguna sepeda motor selama ini, jika menggunakan BBG dengan tabung adalah ketakutan tabungnya meledak. Tapi hal itu ditepis oleh Arbi.
"Selama proses penelitian bertahun-tahun, kami tidak menemukan kendala berarti, apalagi yang banyak ditakutkan yaitu tabung meledak," kata peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya itu.
Menurut dia, kasus ledakan tabung gas di rumah-rumah lebih disebabkan lokasi yang tertutup, sehingga gas akan berpusat dan mengumpul pada satu tempat, maka saat menyambar api bisa menyebabkan kebakaran hingga ledakan.
Pada sepeda motor, ujarnya, tabung berada di ruang terbuka dan sifat gas yang mudah terbawa angin, maka kecil kemungkinan tabung meledak meskipun mengalami kebocoran. "Semisal ada kebocoran, gas akan cepat hilang tertiup angin," katanya.
Untuk menghindari kebocoran, dia menjelaskan, salah satu unsur paling penting dalam sistem keamanan sepeda motor BBG adalah regulator gas, karena hampir seluruh kasus yang melibatkan tabung gas terletak pada permasalahan regulator yang bocor.
"Regulator harus yang berkualitas, agar tidak ada kebocoran gas," katanya.
Dia mengatakan, selama proses penelitian, pihaknya telah melakukan sejumlah metode terkait unsur keselamatan dalam menggunakan motor berbahan bakar gas seperti saat motor terjatuh hingga selang gas yang putus.
"Braket harus kuat dan melindungi tabung, sehingga saat terjatuh aman, sementara saat selang gas putus, secara otomatis tabung tidak mengeluarkan gas," katanya.
Melihat penggunaan BBG lebih menguntungkan ketimbang bensin, aku sebenarnya jadi tertarik untuk mencobanya. Tapi pasangnya di mana ya? Mungkin musti mendatangi langsung Universitas Surya di Serpong.
Sumber: Antara Otomotif
Foto-foto: Antarafoto dan Antaranews (Akbar Nugroho Gumay dan Indrianto Eko Suwarso)
Kali ini, Universitas Surya, Tangerang, yang punya karya. Motor berbahan bakar gas BBG ini menggantikan BBM bensin (premium atau pertamax) sebagai sumber energi utama pada kendaraan.
"Motor karya kami bekerja dengan konverter kit yang mengubah gas menjadi sumber energi baru pada motor," kata Direktur Peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya, Pudji Untoro kepada Antara, di Serpong, Tangerang, Banten, belum lama ini.
Pudji menjelaskan, konverter kit adalah rangkaian alat yang berfungsi mengalirkan gas dari tabung ke mesin sesuai dengan kebutuhan.
Dia mengklaim, meskipun penelitian mengenai motor berbahan bakar gas sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun pihaknya mengklaim bahwa kinerja motor BBG karya timnya merupakan yang paling sempurna.
"Motor kami telah mengalami penyempurnaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana motor dapat dinyalakan dengan mudah dan langsam," katanya.
Kelebihannya, ujar Pudji, motor BBG karya Universitas Surya tidak menemui masalah seperti penelitian-penelitian sebelumnya, yakni mesin mudah mati apabila digas terlalu pelan ataupun digas terlalu kencang. "Di motor kami, mau gas pelan ataupun kencang tidak ada masalah," katanya.
Tabung 3 Kg = 300 Km
Berdasarkan penelitian, sepeda motor ber-BBG mampu menempuh jarak sekitar 300 kilometer hanya dengan satu tabung gas elpiji 3 kilogram. Menurut Peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya, Arbi Dimyati, di Serpong, belum lama ini, jarak sejauh itu hanya menghabiskan Rp 15.000 (harga satu tabung elpiji 3 kg).
Sedangkan dengan bensin (menggunakan sepeda motor percobaan Honda Beat) untuk mencapai 300 kilometer membutuhkan 7,1 liter, dengan harga Rp 60.350 (premium/Rp 8.500 per liter), atau Rp 70.645 (pertamax 92/Rp 9.950 per liter). Jauh lebih murah kan?
"Perhitungan dilakukan dengan asumsi sepeda motor pada umumnya memiliki perbandingan 1:40 atau satu liter untuk 40 kilometer," katanya.
Tim telah melakukan uji coba pada 2013 dengan motor Honda Beat yang dipasangi konverter kit dan menempuh rute dari Jakarta ke Denpasar, Bali pulang pergi. "Untuk motor jenis lain akan sedikit berbeda, karena tergantung dari besaran cc mesinnya," katanya.
Untuk oktan, nilai oktan elpiji sebesar 106 juga jauh lebih tinggi dari nilai oktan pada bensin yang hanya sebesar 88 (atau pertamax 92). Karena itu, Arbi mengatakan, pembakaran dengan BBG ini akan jauh lebih sempurna, mesin lebih bersih, dan pada akhirnya akan mengurangi biaya perawatan.
Selain lebih hemat, dia mengatakan, penggunaan LPG pada sepeda motor juga dapat mengurangi polusi karena menghasilkan emisi gas Nitrogen Oksida dan Karbondioksida (CO2) lebih sedikit dari pada premium, sehingga gas emisi yang dibuang lebih sedikit mengandung polutan.
"Motor berbahan bakar elpiji juga lebih ramah lingkungan jika di bandingkan motor bensin," katanya.
Motor BBG Aman Dikendarai
Keberatan dari pada pengguna sepeda motor selama ini, jika menggunakan BBG dengan tabung adalah ketakutan tabungnya meledak. Tapi hal itu ditepis oleh Arbi.
"Selama proses penelitian bertahun-tahun, kami tidak menemukan kendala berarti, apalagi yang banyak ditakutkan yaitu tabung meledak," kata peneliti Pusat Inovasi dan Sertifikasi Universitas Surya itu.
Menurut dia, kasus ledakan tabung gas di rumah-rumah lebih disebabkan lokasi yang tertutup, sehingga gas akan berpusat dan mengumpul pada satu tempat, maka saat menyambar api bisa menyebabkan kebakaran hingga ledakan.
Pada sepeda motor, ujarnya, tabung berada di ruang terbuka dan sifat gas yang mudah terbawa angin, maka kecil kemungkinan tabung meledak meskipun mengalami kebocoran. "Semisal ada kebocoran, gas akan cepat hilang tertiup angin," katanya.
Untuk menghindari kebocoran, dia menjelaskan, salah satu unsur paling penting dalam sistem keamanan sepeda motor BBG adalah regulator gas, karena hampir seluruh kasus yang melibatkan tabung gas terletak pada permasalahan regulator yang bocor.
"Regulator harus yang berkualitas, agar tidak ada kebocoran gas," katanya.
Dia mengatakan, selama proses penelitian, pihaknya telah melakukan sejumlah metode terkait unsur keselamatan dalam menggunakan motor berbahan bakar gas seperti saat motor terjatuh hingga selang gas yang putus.
"Braket harus kuat dan melindungi tabung, sehingga saat terjatuh aman, sementara saat selang gas putus, secara otomatis tabung tidak mengeluarkan gas," katanya.
Melihat penggunaan BBG lebih menguntungkan ketimbang bensin, aku sebenarnya jadi tertarik untuk mencobanya. Tapi pasangnya di mana ya? Mungkin musti mendatangi langsung Universitas Surya di Serpong.
Sumber: Antara Otomotif
Foto-foto: Antarafoto dan Antaranews (Akbar Nugroho Gumay dan Indrianto Eko Suwarso)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home