Kewirausahaan 2
Oleh: Aa Gym, Sumber: MQ Biz
Salah seorang pemilik modal itu adalah Khadijah, yang kelak menjadi istri beliau. Khadijah menawarkan suatu kemitraan berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing). Dan, subhanallah, kecakapan Rasulullah dalam berbisnis telah mendatangkan keuntungan, dan tidak satu pun jenis bisnis yang ditanganinya mendapatkan kerugian. Selama bermitra dengan Khadijah inilah Rasulullah telah melakukan perjalanan dagang ke pusat bisnis di Habasyah (Ethiopia) dan Yaman. Beliau pun empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria dan Jorash.
Di antara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi bisnisnya adalah beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan dan kemuliannya dalam proses interaksi bisnisnya ini. Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yakni menjaga kehormatan diri. Sehingga keuntungan apa pun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, maka kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan diri para pemilik modal.
Dengan kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun, ternyata jiwa entrepreneur ini harus dikembangkan sejak awal. Pembangunan harga diri, pembangunan etos kerja, pembangunan karir kehormatan sebagai seorang jujur yang terbukti teruji dan sangat amanah terhadap janji-janji. Seandainya hal ini kita tanamkan dan latih sejak awal, maka akan membuahkan kepribadian yang sangat bermutu tinggi dan ini menjadi bekal kesuksesan bekerja di manapun, atau kesuksesan mengemban amanah jenis apa pun.
Hal lain yang paling perlu digarisbawahi adalah Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk kekayaan pribadi, melainkan untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnisnya dengan etika tinggi. Selain itu, hasil yang didapat justru untuk didistribusikan kepada sebanyak mungkin umat. Sehingga kesuksesannya mampu membawa banyak dampak positif, yakni kesuksesan dan kesejahteraan bagi umat lainnya. Inilah yang menyebabkan kepribadian junjungan kita, Rasulullah SAW begitu monumental, baik dalam mencari nafkah maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.
Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah dan kegigihan dalam menjaga kehormatan harga diri kita selaku umat islam.
Jakarta, May 5
Oleh: Aa Gym, Sumber: MQ Biz
Salah seorang pemilik modal itu adalah Khadijah, yang kelak menjadi istri beliau. Khadijah menawarkan suatu kemitraan berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing). Dan, subhanallah, kecakapan Rasulullah dalam berbisnis telah mendatangkan keuntungan, dan tidak satu pun jenis bisnis yang ditanganinya mendapatkan kerugian. Selama bermitra dengan Khadijah inilah Rasulullah telah melakukan perjalanan dagang ke pusat bisnis di Habasyah (Ethiopia) dan Yaman. Beliau pun empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria dan Jorash.
Di antara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi bisnisnya adalah beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan dan kemuliannya dalam proses interaksi bisnisnya ini. Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yakni menjaga kehormatan diri. Sehingga keuntungan apa pun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, maka kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan diri para pemilik modal.
Dengan kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun, ternyata jiwa entrepreneur ini harus dikembangkan sejak awal. Pembangunan harga diri, pembangunan etos kerja, pembangunan karir kehormatan sebagai seorang jujur yang terbukti teruji dan sangat amanah terhadap janji-janji. Seandainya hal ini kita tanamkan dan latih sejak awal, maka akan membuahkan kepribadian yang sangat bermutu tinggi dan ini menjadi bekal kesuksesan bekerja di manapun, atau kesuksesan mengemban amanah jenis apa pun.
Hal lain yang paling perlu digarisbawahi adalah Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk kekayaan pribadi, melainkan untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnisnya dengan etika tinggi. Selain itu, hasil yang didapat justru untuk didistribusikan kepada sebanyak mungkin umat. Sehingga kesuksesannya mampu membawa banyak dampak positif, yakni kesuksesan dan kesejahteraan bagi umat lainnya. Inilah yang menyebabkan kepribadian junjungan kita, Rasulullah SAW begitu monumental, baik dalam mencari nafkah maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.
Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah dan kegigihan dalam menjaga kehormatan harga diri kita selaku umat islam.
Jakarta, May 5
0 Comments:
Post a Comment
<< Home