Monday, June 07, 2004

Mitra

Banyak jalan menuju Roma. Begitu pula dalam mencari mitra usaha di CNI. Karena sudah menjadi ketentuan dalam usaha MLM ini, "kalau mau sukses, sukseskan dulu orang lain" atau "kita sukses di atas kesuksesan orang lain".

partnership (www.bigbuzz.com)Seperti pengalaman Moh. Ikhwan, Crown Agency Manager CNI, sebagaimana dituturkannya dalam acara G7 Lapangan Tenis Indoor Senayan Jakarta (30/5). Ikhwan mengaku, akhir 1990-an, saat merintis usaha ini, ia selama tiga tahun mencari mitra (downline) ke mana-mana, bahkan harus bolak-balik Jakarta - kota-kota di Jawa Tengah.

"Ternyata, 'mutiara'nya ada di rumah sendiri," kata Ikhwan, seraya menyebutkan bahwa adiknya, Baidillah, yang baru mau bergabung setelah ia menjalankan usaha ini selama tiga tahun.

Baidillah, yang sebelumnya bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan produsen minyak goreng, akhirnya mau bergabung sebagai mitra CNI berkat kegigihan abangnya. Ikhwan, yang saat itu sudah memperoleh komisi kepemilikan mobil mewah dalam posisi Ruby Agency Manager, akhirnya bisa meyakinkan adiknya dengan bukti nyata, bahwa usaha ini bukan sekadar isapan jempol belaka.

"Mendingan menghitung duit sendiri, meskipun sedikit, daripada menghitung duit yang banyak tapi milik orang lain (perusahaan)," Baidillah menyebutkan alasan ia mau bergabung.

***

Lain lagi pengalaman upline saya, Tunjang Edi Syailendra, Agency Manager CNI. Lulusan STM dua tahun lalu ini begitu gigih mencari mitra. Tunjang, yang tinggal di Pekayon, Jakarta Timur, mencari mitra hingga ke Magelang, Jawa Tengah.

Ternyata, usahanya ini tidak sia-sia. Selama sekitar dua minggu di sana, Tunjang berhasil menggaet mitra sebanyak 35 orang!

Bagaimana caranya?

Rupanya, bujangan yang full time di usaha ini tidak pilih dan pandang bulu. Setiap forum tempat berkumpulnya orang, ia datangi. Seperti perkumpulan guru-guru sekolah dan arisan ibu-ibu PKK.

"Padahal, saya sebelumnya sama sekali tak mengenal mereka. Saya hanya minta izin untuk memperkenalkan sebuah peluang usaha yang luar biasa," kata Tunjang polos.

Tak percuma. Usahanya itu mendapat sambutan baik. Terbukti, dari sekian banyak guru di sebuah sekolah yang mendengar presentasinya (profil perusahaan lewat slide dan sistem kerja CNI), ada lima guru yang bergabung. Demikian pula dengan ibu-ibu PKK. Ada seorang ibu yang pernah gagal di usaha ini, mau bergabung kembali sebagai mitranya. "Ternyata usaha yang bapak perkenalkan beda dengan yang saya tekuni dulu," kata Tunjang, menirukan ibu PKK tadi.

"Yang penting, kita kuasai dulu 'akarnya'," katanya berfilosofi. "Kalau di sekolah, 'pegang' dulu kepala sekolahnya. Sedangkan di luaran, 'pegang' dulu kepala desa atau kepala dusunnya," katanya, sebelum acara motivasi di Aula Panasonic, Cimanggis, Depok (6/6).

Bukan hanya itu. Tunjang juga berhasil mengajak seorang manajer sebuah perusahaan mebel dan seorang manajer perusahaan otomotif sebagai mitranya. Manajer yang disebut terakhir sama sekali belum dikenalnya. Bahkan baru pertama ditemuinya di jalan, ketika pulang kerja. Ia juga berhasil meyakinkan sekaligus mengajak seorang anggota TNI AD berpangkat Letkol asal Bandung menjadi mitranya. Luar biasa!

Jakarta, June 7

0 Comments:

Post a Comment

<< Home