Thursday, January 27, 2005

Ironi Jalak Bali

Sepasang Jalak Bali (Dok. Taman Nasional Bali Barat)

Ironis, jalak bali ternyata "buatan" Jepang. Bali menerima bantuan 20 ekor jalak bali (leocopsar rothschildi) hasil pengembangbiakan di "negeri matahari terbit" itu, guna dipelihara secara intensif di habitat aslinya, Taman Nasional Bali Barat.

"Burung yang didatangkan dari Negeri Sakura merupakan bagian dari 100 ekor satwa endemik yang ada di penangkaran untuk dikembangbiakkan, guna meningkatkan populasi burung langka yang kini berada di ambang kepunahan," kata Kepala Balai TNBB Ir Soedirun Dartosoewarno di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, jalak Bali hasil peranakan yang didatangkan secara khusus dari Jepang akan dikawinkan dengan burung sejenis, juga hasil penangkaran yang selama ini dilakukan di Bali.

Ia menjelaskan, induk burung jalak bali lainnya yang kini sedang dikembangkan di pusat penangkaran Taman Nasional Bali Barat diperoleh melalui kerjasama dengan beberapa pihak.

Induk tersebut antara lain diperoleh dari peninggalan ICBP, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah, Taman Safari Indonesia, Kebun Binatang Surabaya, BKSDA DKI, hasil sitaan serta hasil penangkaran individu di Bandung, Madiun dan Denpasar.

Adanya pusat penangkaran jalak bali seluas dua hektar, diharapkan mampu meningkatkan populasi jalak bali di alam bebas, yang berdasarkan pendataan terakhir hanya tinggal 24 ekor.

"Burung hasil penangkaran yang telah bisa beradaptasi dengan lingkungannya, akan dilepas ke alam bebas. Kini ada sepuluh ekor yang siap dilepas ke habitatnyua," kata Soedirun.

Jalak putih adalah sejenis burung yang endemik dan unik, karena satu-satunya hanya terdapat di semenanjung Prapat Agung, pantai utara TNBB yang masuk wilayah Kabupaten Buleleng dan sebagian lagi areal itu berada di wilayah Kabupaten Jembrana.

Burung dengan warna bulu putih putih bersih dan hanya di sekitar mata terdapat sedikit warna hitam itu menjadi kebanggaan masyarakat Bali, bahkan dijadikan maskot flora "Pulau Dewata".

Burung berbulu putih bersih dan hanya di sekitar mata terdapat sedikit warna hitam itu kini dikembangkan secara intensif di penangkatan, dengan harapan mampu meningkatkan populasi di alam bebas.

Hal itu dilakukan secara intensif mengingat burung jalak Bali kondisinya cukup memperihatinkan, selain perkembangan di alam bebas banyak kendala, juga akibat ulah tangan jahil yang memburu secara ilegal atau pencuri.

Berdasarkan catatan awal September 2000, sebanyak 13 ekor burung jalak Bali hasil penangkaran di TNBB yang masih dalam proses pemeliharaan, dijarah kawanan pencuri.

Kasus pencurian yang berada di wilayah hukum Polres Buleleng dan Jembrana itu, sebelumnya juga sempat terjadi. Yakni pada Nopember 1999, tercatat 30 ekor jalak hasil penangkaran berhasil dirampok setelah penjahat mengancam akan meledakkan bom, sehingga petugas yang menjaganya tidak berkutik.

Pencuri yang nekad itu akibat tergiur oleh harganya burung langka itu di pasar gelap mencapai puluhan juta rupiah per ekornya.


Untuk itu pengawasan kawasan TNBB, khususnya habitat burung jalak Bali diperketat.

"Enam pos jaga telah dibangun, masing-masing dijaga empat orang petugas selama 24 jam dengan jadual diatur sedemikian rupa, dengan harapan kasus-kasus pencurian tidak terulang kembali di masa-masa mendatang," harap Soedirun Dartosoewarno. [TMA, Ant]

Gatra.com, Kamis 27 Januari 2005
Foto: Dok. Taman Nasional Bali Barat

0 Comments:

Post a Comment

<< Home