Semangat Bulu Tangkis

SEMINGGU belakangan ini, lingkungan kerjaku semangat lagi. Pasalnya, kantorku tengah menggelar "Gatra Open". Turnamen bulu tangkis antarbagian ini menandai bangkitnya semangat, sekaligus merekatkan kebersamaan tim Majalah Gatra.

Tak ada hadiah yang dijanjikan, tak ada peserta yang diwajibkan. Semuanya turut ambil bagian secara sukarela. Tak peduli laki atau perempuan (bahkan, banyak di antaranya berpakaian muslimah di lapangan).

Ada kabar gembira. Selasa malam kemarin (5/7), aku main mewakili Pusat Liputan (Puslip) --bukan Gatra.com, karena timnya terlalu kecil-- melawan bagian Sirkulasi. Dan alhamdulillah, menang. Lebih bersyukur lagi, karena aku lama nggak latihan bulu tangkis. Ada sekitar setahun lebih aku nggak pernah megang raket lagi. Jadi, sudah sewajarnya, kalau setelah pertandingan itu ototku --terutama lengan kanan-- sakit-sakit (meski di rumah seringkali mencangkul rumput, tapi ini berbeda sama sekali dengan bulu tangkis).

Mudah-mudahan kebersamaan ini --di tengah krisis ekonomi dan bahan bakar minyak-- tetap terjalin. Nggak peduli gaji nggak naik. Nggak peduli penghasilan berkurang, karena gaji tetap, sementara harga-harga keperluan sehari-hari melambung tinggi. Pokoknya, viva olahraga! :D