Arogansi Prajurit
DI pagi yang cerah, jalan Raya Bogor-Jakarta, tak jauh dari pertigaan Depok 2, Cimanggis, tengah macet-macetnya. Kendaraan antri panjang, bergiliran dengan kendaraan yang mau masuk ke sebuah pabrik, yang memotong arus lalulintas.
Pada jalur arah Jakarta yang lebih padat dibanding jalur sebaliknya, antrian mobil ada dua lapis, ditambah antrian sepeda motor satu lapis di bagian paling kanan. Aku termasuk salah satu di antaranya. Di jalur berlawanan sebelah depan, tampak sebuah bus antarkota yang dengan sabar menunggu untuk lewat.
Tiba-tiba...
Sebuah truk Mercedes abu-abu pakai terpal di bak belakangnya dengan kencangnya melintas di jalur paling kanan, sampai akhirnya mentok dan nyaris beradu muka dengan bus yang memang berada di jalur yang benar. "Masya Allah!" pekikku dalam hati, sambil menenangkan diri dari kekagetanku, karena kemunculan "monster" yang tidak disangka-sangka itu.
Melihat gelagat tidak baik, aku langsung cari jalan di sela-sela mobil ke arah kiri jalan, agar segera lolos dari kesemrawutan itu. Ketika kutengok, di dalam kabin truk itu tampak sang sopir berkacamata hitam, yang tak sabar (kalau tidak dibilang marah-marah), dan berusaha banting setir ke kiri melabrak antrian yang memang tidak bisa jalan, dengan rentetan klakson yang memekakkan telinga. Sementara sopir bus yang sebenarnya dirugikan, tampak bersabar menunggu bergesernya truk yang tidak tau diri itu.
Gimana sopir bus itu tidak bersabar, wong aparat punya kuasa, termasuk di jalan raya. Karena warna truk dan seragam orang-orang di dalamnya mirip sekali dengan seragam Brimob, satuan tempur andalan Kepolisian RI. Daripada dipukuli atau ditembak, yang nggak Pak Sopir? Kan berabe... :P
Pada jalur arah Jakarta yang lebih padat dibanding jalur sebaliknya, antrian mobil ada dua lapis, ditambah antrian sepeda motor satu lapis di bagian paling kanan. Aku termasuk salah satu di antaranya. Di jalur berlawanan sebelah depan, tampak sebuah bus antarkota yang dengan sabar menunggu untuk lewat.
Tiba-tiba...
Sebuah truk Mercedes abu-abu pakai terpal di bak belakangnya dengan kencangnya melintas di jalur paling kanan, sampai akhirnya mentok dan nyaris beradu muka dengan bus yang memang berada di jalur yang benar. "Masya Allah!" pekikku dalam hati, sambil menenangkan diri dari kekagetanku, karena kemunculan "monster" yang tidak disangka-sangka itu.
Melihat gelagat tidak baik, aku langsung cari jalan di sela-sela mobil ke arah kiri jalan, agar segera lolos dari kesemrawutan itu. Ketika kutengok, di dalam kabin truk itu tampak sang sopir berkacamata hitam, yang tak sabar (kalau tidak dibilang marah-marah), dan berusaha banting setir ke kiri melabrak antrian yang memang tidak bisa jalan, dengan rentetan klakson yang memekakkan telinga. Sementara sopir bus yang sebenarnya dirugikan, tampak bersabar menunggu bergesernya truk yang tidak tau diri itu.
Gimana sopir bus itu tidak bersabar, wong aparat punya kuasa, termasuk di jalan raya. Karena warna truk dan seragam orang-orang di dalamnya mirip sekali dengan seragam Brimob, satuan tempur andalan Kepolisian RI. Daripada dipukuli atau ditembak, yang nggak Pak Sopir? Kan berabe... :P
1 Comments:
Gemes deh liat arogansi aparat2 yg serasa punya kuasa sedunia.
kejadian ini udah sering banget Ummi baca, liat atau alami sendiri. Beginilah watak2 org Indonesia, mudah2an Ummi bukan diantaranya, Insya Allah.
Post a Comment
<< Home