Friday, July 22, 2005

Serangan Tikus


TADI pagi terjadi "kegaduhan" di rumah mertuaku. Adik iparku menemukan meja makan berantakan. Tudung saji yang ditindih cobek (sekali lagi, C-O-B-E-K) yang terbuat dari batu dan cukup berat, sudah bergeser dan jatuh di atas kursi makan. Sedangkan isi piring makanan --terdiri atas ikan cuwe, ikan bawal dan tempe-- semuanya ludes, kecuali sepotong tempe bekas gigitan. Innalillahi wainnailaihi roji'un. :)

Semuanya langsung menduga, ini perbuatan "si monyong" berkaki empat alias tikus alias rat. Maklum saja, "tikus jakarta" lain dibanding dengan tikus daerah lainnya. Selain badannya gemuk-gemuk (sebesar anak kucing usia sekian bulan), banyak "akal", dan juga membikin kucing keder dan takut. Jangan harap ada kucing yang berani menangkap dan makan "tikus jakarta".

Di rumah mertuaku, tikus sedang rajin-rajinnya menginvasi, macam Amerika menginvasi Irak. Malam kemarin sebenarnya sudah ada tanda-tanda invasi itu. Lap piring di atas tudung saji separuh habis digerogoti gigi-gigi tajam binatang pengerat itu. Tapi plastik tudung sajinya masih utuh. Sedangkan stoples-stoples plastik (seperti tupperware), yang berisi abon, coklat bubuk, susu anlen dan gula, bagian tutupnya mulai bolong-bolong bekas gigitan.

Soal "akal" tikus ini, adik iparku sampai berandai-andai, jangan-jangan besok-besok tikus itu sudah bisa membuka tutup stoples sendiri, menyeduh susu coklat panas sendiri. Enak bener! :P

Memang, tikus, nggak di kota nggak di desa selalu menyebalkan dan merugikan, persis seperti para koruptor yang menggerogoti duit negara (rakyat). Makanya, para koruptor dalam setiap karikatur selalu diidentikkan dengan sosok tikus.

Kami berintrospeksi, salah manusia juga yang seolah-olah menyediakan makan buat mereka. Setelah tahu banyak tikus berkeliaran, seharusnya setiap mau tidur, makanan sisa makan malam disimpan rapi di dalam kulkas. Pagi harinya, baru dihangatkan lagi, sebagaimana kami lakukan di rumah Sasak Panjang.

Tapi jangan khawatir sodara-sodara, sejak beberapa hari sebelumnya, kami sudah menyediakan "hidangan" lain buat "si monyong": duri ikan plus terasi yang sudah dicampur "bumbu" dora. Dora (bukan The Explorer) adalah racun tikus yang --kata iklannya di televisi-- bisa membikin tikus kelenger dalam empat hari, lalu ke luar mencari cahaya plus air, dan akhirnya mati! Nah rasakan itu! (kami menemukan, hidangan plus dora itu sudah tandas dilahap si tikus nan rakus).

Imej: donmoreleon.dk

1 Comments:

Blogger Lili said...

Ummi jg pernah perang lawan tikut bulan Ramadhan beberapa taon lalu.

Pakai racunnya yg bisa bikin dia dehidrasi kang? soalnya dia pasti cari jalan ke got utk minum dan matinya di got, jadi gak bikin bau rumah.

Kalau racun yg biasa, nanti matinya di sembarang tempat di rumah dan susan di carinya, malahan bau gak karuan.

4:20 PM  

Post a Comment

<< Home