Budak Bernama Manusia
Terus terang, aku sangat terkesan cerita seorang pengajar pelatihan SDM di kantorku kemarin. Begini kisahnya:
SUATU hari, seorang reporter alien (mahluk angkasa luar) ditugasi bosnya meliput keadaan bumi (dunia). Entah dari mana asalnya, si alien itu dapat informasi bahwa penghuni/penguasa bumi itu adalah mahluk yang terbuat dari logam.
Singkat cerita, selesai lawatannya dari bumi, si alien itu melaporkan bahwa ciri-ciri penguasa bumi itu adalah berbadan logam, beroda empat (yang kita sebut sebagai mobil). Penguasa bumi itu memiliki budak bernama manusia, yang dengan setia mengajak mobil berjalan-jalan keliling kota.
Setiap hari, sang budak mengajaknya ke suatu tempat --untuk mencari uang guna membiayai sang tuan-- kemudian mengistirahatkan tuannya di sebuah tempat perkumpulan sosial bernama tempat parkir.
Jika terjadi masalah di jalan, seperti serempetan, sang budak rela bertengkar bahkan berkelahi dengan budak lainnya, untuk membela tuannya.
Di malam hari, si budak itu mengistirahatkan sang tuan di sebuah kamar bernama garasi.
Jika hari libur tiba, si budak dengan penuh kasih sayang memandikan tuannya hingga bersih, lalu mengelus-elusnya dengan lap. Sesekali, jika ada gangguan, sang tuan dibawanya ke rumah sakit bernama bengkel, sekaligus membayar biaya pengobatan/perawatannya.
Atau membawa sang tuan berjalan-jalan, sekaligus membawa sang tuan dari satu tempat parkir ke tempat parkir lainnya, untuk beristirahat.
Akhirnya sang reporter alien itu menyimpulkan, bahwa di bumi masih terjadi perbudakan secara sukarela, dan betapa tulusnya pengabdian sang budak terhadap tuannya.
Image: cruzersrodandcustom.us
1 Comments:
Bener juga kata Aa Gym, kalo kita terlalu mencintai sesuatu kita bakal jadi budaknya. Sedihnya kalo kita cuma mencintai benda, huhuhu and ready to die for it, sedih banget pasti kalo kehilangan "tuan"-nya ya..
Post a Comment
<< Home