Monday, September 26, 2005

Fulla, "Barbie" versi Timteng

Fulla seluruh badan(sptimes.com)KEJAYAAN boneka Barbie di Timur Tengah tampaknya akan segera berakhir. Penggantinya, boneka bernama Fulla --boneka lucu seukuran Barbie, tapi "mengandung nilai-nilai muslim".

Menurut Gatra edisi 1 Oktober 2005, Fulla muncul pertama kali di Suriah, November 2003. Pembuatnya, NewBoy Design, perusahaan asal Damaskus.

Boneka bermata gelap itu jauh dari seksi. Ia berjilbab, mengenakan jubah sampai ke kaki, serta membawa tas sajadah berwarna merah muda (pink). Rambutnya yang hitam panjang (seperti kebanyakan wanita Timur Tengah), baru bisa dilihat setelah penutup kepalanya dibuka.

Hanya perlu dua tahun, Fulla mampu membuat rak-rak toko boneka di Timur Tengah sepi dari Barbie. Saat ini, di Suriah, Lebanon, Qatar, Yordania, dan Mesir, terkena demam Fulla.

Istilah "Fulla Pink" (mengacu pada warna sajadah) jadi trademark bagi anak-anak. Selanjutnya, muncullah produk sampingannya, seperti tas sekolah Fulla, sajadah Fulla, jam Fulla, payung Fulla, sampai sepeda Fulla.

Sebenarnya "perang" melawan Barbie ini bukan yang pertama. Pada 2002, pemerintah Iran mensponsori kelahiran boneka berjilbab bernama Sara. Di Amerika sendiri boneka berjilbab bernama Razanne juga populer di kalangan muslim. Namun, dari semua boneka muslim ini, tak ada yang mampu menyaingi popularitas Fulla.
Fulla close-up(sptimes.com)
Selain berjilbab, ciri khas Fulla adalah tidak memiliki pacar. Tak seperti Barbie yang punya boneka pasangan bernama Ken, Fulla berstatus single.

"Budaya Arab menolak konsep pacaran, dan kami ingin terus mempertahankan image itu," kata Fawaz Abidin, Brand Manager Fulla.

Namun Fawaz menegaskan bahwa Fulla tak sekadar menaruh jilbab di boneka Barbie, melainkan menciptakan sebuah karakter. Karena itu, berbagai iklan dirilis dengan pesan positif mengenai karakter Fulla.

"Dia anak perempuan yang jujur, penyayang, dan hormat pada orangtua," katanya.

Namun, di Damaskus banyak orangtua yang mengeluh karena gagal membelikan Fulla yang harganya mencapai 16 dolar AS, atau dua kali lipat harga Barbie. Imam Telmaz, seorang ayah, mengaku tertimpa "bencana Fulla". Ia datang ke toko, tapi gigit jari.

"Anak-anak suka Fulla. Aya, 5 tahun, akan masuk sekolah, dan dia minta satu tas Fulla. Tapi stoknya habis. Saya harus terus mencari," keluh Imam. [Gatra No. 46, beredar Senin, 26 September 2005]

Image: sptimes.com

2 Comments:

Blogger Lili said...

Subhanallah, Summi baru tahu nih. Syukurlah ada pengganti Barbie, tapi kenapa harnganya malahan sulit dijangkau yah??duh jadi miris..kok serba salah gituh.

BTW, nama Fawwaz kok sama dgn anakku yah?..hi..hi..

11:33 AM  
Blogger pendhi said...

good

11:31 AM  

Post a Comment

<< Home