Thursday, June 10, 2004

MLM Palsu

Mengapa persepsi masyarakat atas bisnis MLM tidak selalu positif?

Untuk sebuah bisnis yang baru berkembang di Indonesia, tepatnya sejak 1986, pemantapan citra MLM yang ada sekarang ini sudah cukup berjalan bagus. Data Asosisasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) 1998 menyebutkan, sekitar 3 juta orang Indonesia telah terdaftar sebagai distributor perusahaan-perusahaan penjualan langsung Indonesia.

Multilevel Marketing (www.mlmbooks.us)Namun, bisa dimaklumi jika sebagian masyarakat masih memandang bisnis ini sebagai bisnis yang tidak pas bagi diri mereka. Pasalnya, di antara mereka banyak yang dipaksa menjadi distributor MLM oleh calon upline atau sponsornya. Padahal, hal ini tidak boleh dilakukan. Ini merupakan praktik perekrutan yang tidak etis. Jika Anda merasa dipaksa menjadi distributor MLM oleh seseorang, tolak saja dengan tegas cara-cara yang tidak baik ini.

Menurut situs Mitrausaha, Selain dipaksa, persepsi negatif ini, ada juga yang diakibatkan praktik-praktik usaha sekelompok orang yang mengaku menjalankan MLM padahal sama sekali bukan MLM. Inilah yang sebenarnya sangat menjatuhkan persepsi MLM di mata masyarakat.

Praktik-praktik bisnis seperti apa saja yang mengaku-aku sebagai MLM?

Arisan berantai. Ingatkah Anda dengan kasus Arisan Ongko, Danasonic, Susu Langrose yang terjadi di Indonesia, akhir dekade 1980-an sampai awal 1990-an? Mereka mengaku sebagai usahawan MLM, padahal sama sekali bukan!

Ada pula permainan uang (money game), yang cukup berkembang di Indonesia sejak akhir 1990-an. Permainan uang ini lebih mengarah pada perputaran uang dengan praktik-praktik perekrutan anggota, sebagaimana dilakukan dalam bisnis MLM. Sebagai contoh, bisnis Kospin yang mengakibatkan terbakarnya kota Pinrang, di Sulawesi Selatan, tahun 1998.

Selain itu, ada pula binari, yang lebih mengutamakan perputaran uang daripada pemasaran produk.

Pada umumnya, praktik-praktik usaha yang mengaku MLM ini lebih menitikberatkan pada perekrutan seseorang untuk menaruh uang pada sebuah perusahaan yang dikatakan menjalankan bisnis secara berjenjang alias multilevel. Padahal, aktivitas menjual produk/jasanya hampir tidak ada. Sekiranya ada, sebenarnya hanyalah sebagai kamuflase alias tipuan belaka.

Jika Anda ditawari menjadi anggota sebuah perusahaan dengan ciri-ciri seperti di atas, berhati-hatilah, jangan sampai menjadi korban berikutnya. Uang Anda atau orang lain yang akan Anda rekrut, akan diputarkan untuk keuntungan keuangan oleh pengelolanya. Tak sedikit di antara mereka lalu melarikan uang tersebut.

Apa yang dapat Anda lakukan jika tertipu praktik-praktik bisnis tak bertanggung jawab tadi? LAPOR POLISI!

Jakarta, June 10

0 Comments:

Post a Comment

<< Home