Tuesday, July 27, 2004

Pembelajaran

Istilah pembelajaran ini pertama saya baca dan pahami dalam majalah CNI News edisi Juni 2004. Setelah saya baca-baca tulisan yang berkaitan erat dengan motivasi diri (self-motivation) ini, saya semakin merasa bodoh, dan selama ini suka sok pintar.

Andrias Harefa (www.pembelajar.com)Menurut Andrias Harefa, seorang "WTS" (writer, trainer dan speaker) penulis buku Sukses Tanpa Gelar (Gramedia, 1998), pembelajaran ini identik dengan proses pertumbuhan alias perubahan.

Apanya yang berubah?

Kata Andrias, antara lain, mau belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman, membuka pikiran dan cukup rendah hati. Lambat laun, kita akan mengalami perubahan. Aspek perubahan lain, bisa berada pada wilayah sikap terhadap orang lain.

Jika kita belajar, maka sikap negatif dan suka mengeluh bisa berubah menjadi sikap positif dan mudah bersyukur. Kita juga bisa mengubah sikap kita yang kurang percaya diri menjadi lebih percaya diri, apalagi jika kita diajar oleh orang-orang yang baik.

Namun ada sejumlah hambatan yang membuat kita sulit belajar dan berubah, antara lain:
1. Rasa puas diri yang terlalu dini
2. Arogansi atau kesombongan yang lahir dari rasa serba paling; paling tahu atau paling berpengalaman
3. Tidak berhasil menemukan alasan yang cukup kuat untuk berubah
4. Kenyamanan dengan situasi dan kondisi yang sudah ada (pro status quo)
5. Keengganan menerima tanggung jawab untuk berubah dan selalu berharap orang lain saja yang berubah

Kelima hal itu, menurutnya, bisa melumpuhkan otot-otot pembelajaran dan membuat orang mengalami apa yang disebut learning disability (ketidakmampuan belajar). Inilah yang harus kita perangi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home