Monday, July 19, 2004

Pendidikan

Selama ini, saya suka underestimate pada Kepala Desa Sasak Panjang. Mulai dari cara bicara dan wawasan. Karena memang kesan pertamanya begitu. Ternyata, sewaktu rapat orangtua siswa baru kelas 1 SDN Sasak Panjang I, Sabtu (18/7), Pak Lurah (begitu ia biasa dipanggil), berbicara cukup lancar dan berwawasan, terutama masalah pendidikan.
 
Begini ceritanya. Iman Irmawan --demikian nama Pak Lurah yang belum setahun ini menduduki jabatannya-- lahir dan dibesarkan di Sasak Panjang. Kebetulan, ia alumnus SD ini juga (tahun 1980, sama dengan saya). Gurunya pun masih ada, Pak Ahim, yang sekarang menjabat Kepala Sekolah dan enam bulan lagi pensiun. Menurut ceritanya, bapaknya, Pak Nali, yang juga menjabat Kepala Desa Sasak Panjang selama dua periode (2 x 8 tahun) sebelum Iman, sangat peduli pendidikan. Buktinya, kalau Iman bolos sekolah, bapaknya pasti mengejar-ngejarnya dengan sebatang tongkat. Kalau tertangkap, pasti ia "habis" digebuki. :(
 
"Itu membuktikan, bapak saya sangat peduli pendidikan. Bapak saya ingin saya pintar dan jadi 'orang'," kata Pak Lurah yang sempat kuliah selama 1,5 tahun ini. Iman menyesalkan orangtua zaman sekarang yang tinggal di Sasak Panjang, kurang peduli pada anak-anaknya. Menurutnya, orangtua sekarang, kalau anaknya berhenti sekolah (SD), paling cuma bilang, "ya sudah".
 
Karena itu, Pak Lurah mengimbau warganya agar mulai menyadari pentingnya pendidikan. Paling tidak, ada perbaikan. Kalau bapaknya cuma lulusan SMP, minimal anaknya SMU. Kalau bapaknya lulusan SMU, minimal anaknya Perguruan Tinggi atau Akademi. Itu baru namanya kemajuan.   
 
Meski demikian, Iman bersyukur di Sasak Panjang sekarang sudah banyak sarjana. Apalagi banyak pendatang yang rata-rata berpendidikan, sehingga bisa jadi contoh baik bagi penduduk asli, yang sebelumnya mengandalkan jual tanah warisan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
 
"Kalau dulu mengandalkan tanah warisan, dan sekarang tanah itu sudah habis, mau apa lagi? Sekolahkan anak-anak kita setinggi mungkin. Karena di mana pun berada, kalau punya ilmu, nggak akan bingung lagi nyari makan," ujar Pak Lurah "berfilosofi".
 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home