Thursday, February 17, 2005

Gizi atau Rokok?

"MBAK, makan 2.000 dong. Nasi pake mi," kata seorang anak sekolah bercelana pendek biru tua.

"Pake apa lagi? Kentang orek? Sambal? Kuah?" berondong si Mbak tukang warteg depan kantorku pada serombongan anak SMP itu.

"Terserah Mbak, pokoknya kenyang aja," timpal salah seorang di antaranya. Memang, gerombolan 5 anak tanggung itu makannya seragam: nasi separuh plus mi dan kentang orek.

Seorang di antaranya menyela, "Hey, rokok gua mana?"

Aku meneruskan makan siangku, seolah-olah tak hirau dengan adegan tadi. Padahal, komputer dalam kepalaku terus mencatat.

Nasi setengah, mi goreng segenggam, kentang orek juga segenggam. Lho? Semuanya karbohidrat kan? Gizinya mana? ("Kan udah ada rokok. Rokok gizi juga kan?" begitu kira-kira mereka)

Aku nggak mempermasalahkan keiritan bajet makan mereka, karena saya pun memaklumi keterbatasan uang saku mereka (bahkan aku sampai kuliah pun --bahkan sekarang-- masih ngirit dalam hal makan).

Tapi ya mbok pake gizi dikit, gitu lho. Rp 1.000 buat rokok sebatang-dua batang ganti dengan orek tempe atau tahu plus sayur, yang harganya setara). Selain gizi terpenuhi, paru-paru anak-anak harapan bangsa itu bisa terbebas dari belenggu racun nikotin. Tapi, apa mau dikata?

1 Comments:

Blogger bahtiar@gmail.com said...

Itulah generasi adik-adik saat ini ... generasi MTV ...

:(

6:23 AM  

Post a Comment

<< Home