Bom!
Entah tujuannya apa, orang-orang berperilaku biadab kembali beraksi. Sebuah ledakan hebat membahana di depan kantor Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta Selatan.
Ulah Teroris Koyak Jakarta
Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, seperti biasa ramai oleh lalu lalang kendaraan, termasuk lalu lintas di depan Kedutaan Besar Australia, yang berada di Kavling C15-16. Tiba-tiba, "buuuummm!" Sebuah ledakan dahsyat menggema sekitar pukul 10.20 WIB. Asap putih mengepul ke angkasa, disertai teriakan panik dan kesakitan dari para korban bom berdaya ledak tinggi (high explosive) itu. Dalam waktu singkat, orang-orang pun menyemut di jalan protokol itu, untuk memastikan apa yang terjadi. Para korban yang badannya berlumuran darah segera dievakuasi. Lalu lintas pun mendadak macet total.
Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar, yang tiba di lokasi kejadian sekitar satu jam kemudian menyatakan, identifikasi sementara terhadap para korban dalam tragedi ini menunjukkan, empat orang dinyatakan tewas, masing-masing Anton Sujarwo (Satpam Kedubes Australia), Mukosir, Suryadi dan seorang tanpa identitas; empat polisi yang berjaga di gedung kedubes tersebut luka berat; serta lebih dari seratusan lainnya luka-luka. Sedangkan staf kedubes Australia yang diduga jadi sasaran serangan, semuanya selamat. Namun Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani memastikan, tiga polisi yang luka berat tersebut sudah meninggal.
Seorang saksi mata mengatakan, bom itu merupakan bom bunuh diri, karena dia melihat sebuah sepeda motor yang kemungkinan besar dimuati bom sengaja ditabrakkan ke pos jaga di depan bagian luar kantor kedubes yang dipagar tinggi itu. Tapi saksi lainnya mengungkapkan, ledakan bom berasal dari sebuah taksi. Pihak kepolisian sendiri belum mengeluarkan keterangan resmi mengenai sumber ledakan.
Firman Gani menduga, modus operandi aksi pengeboman di depan Kedubes Australia mirip dengan aksi yang terjadi di Hotel Marriot tahun lalu, karena sama-sama menggunakan kendaraan. Menurutnya, polisi kini sedang melakukan pemeriksaan di TKP dan sekitarnya.
Berbagai analisa mengemuka seputar insiden serangan bom, 11 hari sebelum Pemilu Presiden II dilaksanakan. Menurut Menko Polkam Ad Interim Hari Sabarno menilai, hal ini membuktikan bahwa teroris di Indonesia masih ada, apalagi terjadi menjelang pemilu. "Apa pun alasannya, itu adalah tindakan biadab, tidak berperikemanusiaan," tegas Hari. Selain itu, insiden ini menyangkut nama baik bangsa. Ia berpesan kepada masyarakat agar tetap tenang, dan membantu aparat keamanan dengan melapor jika melihat sesuatu yang mencurigakan.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Agustadi menduga, bom bunuh diri ini dilakukan oleh orang yang profesional (teroris). Kemungkinan besar, serangan bom ini dilakukan dengan sebuah mobil. Namun demikian, ia berpendapat, TNI belum perlu turun tangan mengamankan Ibukota, sebab ia memandang, Polri masih mampu melakukannya.
Wakil Presiden Hamzah Haz, saat meninjau langsung lokasi kejadian menyatakan, pemerintah Indonesia mengutuk aksi biadab yang dilakukan oleh teroris, yang ternyata masih ada di Indonesia. Mereka tidak ingin Indonesia dalam keadaan aman. Padahal ekonomi dan politik sudah membaik.
Sementara itu, Presiden Megawati Soekarnoputeri, yang tengah beradar di Brunei Darussalam untuk menghadiri pernikahan putera mahkota negara kerajaan itu, meminta masyarakat tenang karena ada kemungkinan kejadian tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak ingin melihat proses Pemilu berlangsung dengan baik. "Saya mengharapkan seluruh rakyat Indoensia tetap tenang dan tidak panik," kata Mega.
Ulama terkemuka Aa Gym, saat Deklarasi Gema Nusa di Jakarta berharap, masyarakat dunia bertindak adil untuk tidak menjadikan kasus ini untuk mendiskreditkan sebuah agama, tetapi hendaknya bersama-sama menegakkan keadilan. "Kepada Saudara-Saudara yang melakukan kerusakan ketahuilah itu hanya menyakiti orang lain, mempermalukan dan mencoreng nama baik orang lain yang tidak berdosa," kata da'i bernama lengkap Abdullah Gymnastiar itu. Tian Arief
Cek: Gatra.com hari ini.
Ulah Teroris Koyak Jakarta
Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, seperti biasa ramai oleh lalu lalang kendaraan, termasuk lalu lintas di depan Kedutaan Besar Australia, yang berada di Kavling C15-16. Tiba-tiba, "buuuummm!" Sebuah ledakan dahsyat menggema sekitar pukul 10.20 WIB. Asap putih mengepul ke angkasa, disertai teriakan panik dan kesakitan dari para korban bom berdaya ledak tinggi (high explosive) itu. Dalam waktu singkat, orang-orang pun menyemut di jalan protokol itu, untuk memastikan apa yang terjadi. Para korban yang badannya berlumuran darah segera dievakuasi. Lalu lintas pun mendadak macet total.
Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar, yang tiba di lokasi kejadian sekitar satu jam kemudian menyatakan, identifikasi sementara terhadap para korban dalam tragedi ini menunjukkan, empat orang dinyatakan tewas, masing-masing Anton Sujarwo (Satpam Kedubes Australia), Mukosir, Suryadi dan seorang tanpa identitas; empat polisi yang berjaga di gedung kedubes tersebut luka berat; serta lebih dari seratusan lainnya luka-luka. Sedangkan staf kedubes Australia yang diduga jadi sasaran serangan, semuanya selamat. Namun Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani memastikan, tiga polisi yang luka berat tersebut sudah meninggal.
Seorang saksi mata mengatakan, bom itu merupakan bom bunuh diri, karena dia melihat sebuah sepeda motor yang kemungkinan besar dimuati bom sengaja ditabrakkan ke pos jaga di depan bagian luar kantor kedubes yang dipagar tinggi itu. Tapi saksi lainnya mengungkapkan, ledakan bom berasal dari sebuah taksi. Pihak kepolisian sendiri belum mengeluarkan keterangan resmi mengenai sumber ledakan.
Firman Gani menduga, modus operandi aksi pengeboman di depan Kedubes Australia mirip dengan aksi yang terjadi di Hotel Marriot tahun lalu, karena sama-sama menggunakan kendaraan. Menurutnya, polisi kini sedang melakukan pemeriksaan di TKP dan sekitarnya.
Berbagai analisa mengemuka seputar insiden serangan bom, 11 hari sebelum Pemilu Presiden II dilaksanakan. Menurut Menko Polkam Ad Interim Hari Sabarno menilai, hal ini membuktikan bahwa teroris di Indonesia masih ada, apalagi terjadi menjelang pemilu. "Apa pun alasannya, itu adalah tindakan biadab, tidak berperikemanusiaan," tegas Hari. Selain itu, insiden ini menyangkut nama baik bangsa. Ia berpesan kepada masyarakat agar tetap tenang, dan membantu aparat keamanan dengan melapor jika melihat sesuatu yang mencurigakan.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Agustadi menduga, bom bunuh diri ini dilakukan oleh orang yang profesional (teroris). Kemungkinan besar, serangan bom ini dilakukan dengan sebuah mobil. Namun demikian, ia berpendapat, TNI belum perlu turun tangan mengamankan Ibukota, sebab ia memandang, Polri masih mampu melakukannya.
Wakil Presiden Hamzah Haz, saat meninjau langsung lokasi kejadian menyatakan, pemerintah Indonesia mengutuk aksi biadab yang dilakukan oleh teroris, yang ternyata masih ada di Indonesia. Mereka tidak ingin Indonesia dalam keadaan aman. Padahal ekonomi dan politik sudah membaik.
Sementara itu, Presiden Megawati Soekarnoputeri, yang tengah beradar di Brunei Darussalam untuk menghadiri pernikahan putera mahkota negara kerajaan itu, meminta masyarakat tenang karena ada kemungkinan kejadian tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak ingin melihat proses Pemilu berlangsung dengan baik. "Saya mengharapkan seluruh rakyat Indoensia tetap tenang dan tidak panik," kata Mega.
Ulama terkemuka Aa Gym, saat Deklarasi Gema Nusa di Jakarta berharap, masyarakat dunia bertindak adil untuk tidak menjadikan kasus ini untuk mendiskreditkan sebuah agama, tetapi hendaknya bersama-sama menegakkan keadilan. "Kepada Saudara-Saudara yang melakukan kerusakan ketahuilah itu hanya menyakiti orang lain, mempermalukan dan mencoreng nama baik orang lain yang tidak berdosa," kata da'i bernama lengkap Abdullah Gymnastiar itu. Tian Arief
Cek: Gatra.com hari ini.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home