Cipularang
Mesin waktu, sebagaimana digambarkan di film-film fiksi ilmiah, adalah wahana untuk menembus waktu, baik ke masa lampau maupun masa depan. Mesin waktu juga bisa mempersingkat waktu tempuh, seperti ditunjukkan tokoh kartun Dora Emon lewat "pintu ke mana saja".
Kini, ada "mesin waktu" baru yang menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Namanya Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang, yang disingkat Cipularang.
Secara resmi, penggunaan perdana jalan yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung itu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bersama rombongan (dengan pengamanan sangat ketat oleh 1.000 personel Polri dan TNI), melewati jalan beton itu untuk menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Kota Kembang Bandung.
Sebenarnya, jalan tol menuju Bandung, jauh-jauh hari sudah dimulai oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, diikuti Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi). Kini, dengan adanya Jalan Tol Cipularang, lengkap sudah, Jakarta (Cawang)-Bandung dihubungkan dengan jalur bebas hambatan itu.
Artinya, warga Jakarta dengan hanya 1,5-2 jam (dari Cawang), sudah tiba di Bandung. Sama dengan waktu tempuh saya sekarang, dari rumah (Kab Bogor) ke kantor (Kalibata), yang melewati jalur-jalur macet. Ruarrr biasa!
Ini berarti pula, kepulangan saya ke Bandung (yang jaraknya sekitar 180 kilometer), bisa lebih sering lagi (dari setahun sekali kalau Lebaran) atau kalau ada kesempatan penting saja.
Tapi saya bisa membayangkan, sekarang saja di akhir pekan, Kota Bandung sudah dipadati kendaraan berpelat nomor B (Jakarta), akan semakin macet. Orang-orang Jakarta memang paling tanggap soal info tempat jajanan baru atau tempat belanja menarik di Bandung.
Bisa dibayangkan pula, munculnya "terminal-terminal bayangan" di pintu-pintu tol. Sebab bus antar-kota yang membawa penumpang tujuan sebelum Bandung, misalnya Purwakarta atau Padalarang, biasanya mengambil jalan pintas dengan menurunkan penumpang di pintu-pintu tol.
Kini, ada "mesin waktu" baru yang menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Namanya Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang, yang disingkat Cipularang.
Secara resmi, penggunaan perdana jalan yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung itu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bersama rombongan (dengan pengamanan sangat ketat oleh 1.000 personel Polri dan TNI), melewati jalan beton itu untuk menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Kota Kembang Bandung.
Sebenarnya, jalan tol menuju Bandung, jauh-jauh hari sudah dimulai oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, diikuti Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi). Kini, dengan adanya Jalan Tol Cipularang, lengkap sudah, Jakarta (Cawang)-Bandung dihubungkan dengan jalur bebas hambatan itu.
Artinya, warga Jakarta dengan hanya 1,5-2 jam (dari Cawang), sudah tiba di Bandung. Sama dengan waktu tempuh saya sekarang, dari rumah (Kab Bogor) ke kantor (Kalibata), yang melewati jalur-jalur macet. Ruarrr biasa!
Ini berarti pula, kepulangan saya ke Bandung (yang jaraknya sekitar 180 kilometer), bisa lebih sering lagi (dari setahun sekali kalau Lebaran) atau kalau ada kesempatan penting saja.
Tapi saya bisa membayangkan, sekarang saja di akhir pekan, Kota Bandung sudah dipadati kendaraan berpelat nomor B (Jakarta), akan semakin macet. Orang-orang Jakarta memang paling tanggap soal info tempat jajanan baru atau tempat belanja menarik di Bandung.
Bisa dibayangkan pula, munculnya "terminal-terminal bayangan" di pintu-pintu tol. Sebab bus antar-kota yang membawa penumpang tujuan sebelum Bandung, misalnya Purwakarta atau Padalarang, biasanya mengambil jalan pintas dengan menurunkan penumpang di pintu-pintu tol.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home