Friday, December 23, 2005

Gaji Oh Gaji


BICARA soal gaji berarti bicara soal angka nominal yang diterima seseorang sebagai penghargaan (baca: upah) dari hasil kerja. Meski gaji yang diterima orang yang satu dengan lainnya bisa berbeda (bergantung jabatan, golongan, pengalaman, dll), tapi ada satu kenyataan yang cukup menusuk nurani.

Baru-baru ini, DPR menyoal gaji Gubernur Bank Indonesia (BI) yang besarnya mencapai Rp 250 juta per bulan (pokok Rp 29,3 juta ditambah tunjangan-tunjangan). Hingga dikeluarkanlah usulan memangkas gaji Gubernur BI tersebut jadi "hanya" Rp 150 sampai Rp 160 juta per bulan (22/12).

Konon, gaji Gubernur BI, yang dijabat Burhanuddin Abdullah, adalah gaji tertinggi untuk pimpinan lembaga tinggi negara. Sedangkan terendah, gaji Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan, sekitar "hanya" Rp 16 juta.

Namun di lain pihak, ada profesi yang juga punya tanggung jawab dan beresiko tinggi, tapi gajinya cekak. Belum lama ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) --salah satu organisasi kewartawanan di Indonesia-- merilis hasil survei menyangkut kesejahteraan wartawan.

Dari hasil survei AJI menemukan, masih ada wartawan di Indonesia yang menerima gaji di bawah Rp 200 ribu per bulan!

Disebutkan, hasil survei menunjukkan bahwa gaji reporter di atas Rp 5 juta per bulan hanya berjumlah 1,3 persen, sedangkan gaji antara Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan sebanyak 10 persen responden.

"Kita hanya bisa menyerukan dan menghimbau kepada pemilik media untuk menaikkan gaji wartawannya," ujar Ketua Umum AJI Heru Hendratmo (22/12).

Senada Heru, Sekjen PWI Wina Armada juga mengakui, kesejahteraan wartawan masih rendah, bahkan lebih rendah dari gaji sopir pribadi.

"Saat ini gaji wartawan kalah dengan sopir. Sopir digaji Rp 400 hingga Rp 600 ribu per bulan ditambah uang makan Rp 30 ribu per hari dan ditambah lagi uang lembur. Bisa-bisa gaji sopir di atas Rp 2 juta," ujarnya.

Catatan: penulis belum pernah menemukan wartawan berdemo menuntut kenaikan gaji atau tunjangan. Berbeda dengan buruh yang begitu sering berdemo menyangkut kesejahteraan mereka. Bahkan, waktu penulis meliput demo buruh beberapa tahun lalu, kami di antara para peliput sempat mencibir, "kita ditugaskan meliput demo minta kenaikan gaji, padahal wartawan sendiri nggak pernah demo seperti itu. Bagaimana bisa, orang disibukkan dengan penugasan demi penugasan setiap harinya!

Gambar: Indomedia

1 Comments:

Blogger Lili said...

oooh begitu, pantesan Kejaksaan..ehem..ehem...
tapi yg di BI walaupun udah besar kadang kebablasan juga,...wah biyung deh sama moral para pejabat RI.

makasih infonya yah, sangat bermanfaat.

semoga tahun baru ini, para pejabat dgn gaji tinggi mendapatkan hidayah dari Allah Ta'ala..aamiin

5:50 PM  

Post a Comment

<< Home