Friday, February 10, 2006

Tak Ada Lagi Jambu Biji


SEDIH, sekaligus gembira. Sedihnya, karena kami harus kehilangan pohon jambu biji (jambu bangkok) yang lagi rame-ramenya berbuah --dan sebagian pohon cabe rawit, yang juga sedang berbuah lebat. Buat teman-teman yang belum mencicipi manisnya jambu bangkok kami, harap bersabar menunggu beberapa tahun lagi, sampe pohon jambu pengganti (cangkokan) tumbuh besar dan berbuah. Amin!

Gembiranya, karena di lahan tempat pohon jambu itu tumbuh (pojokan sebelah kanan belakang tanah kami), kini sudah berdiri kamar tidur tambahan (rencananya, buat Fay). Sebelumnya kami baru punya satu kamar tidur. *tipe 21/100 gitu loh*

Di lahan yang tersisa, rencananya (insya Allah kalo ada rezeki, umur, dan dunia belum kiamat) kami akan menyambung kamar tidur itu dengan kamar mandi, dan bangunan utama.

Denah rumah plus sketsa rumah (berlantai 2) setelah jadi, secara tak sengaja kami dapatkan dari rubrik tanya-jawab arsitektur di sebuah harian Ibukota. Ukurannya, plek!, nyaris persis.

Bedanya, yang denah di dari koran itu untuk lahan berukuran 10 x 8 meter. Sedangkan lahan kami, 12,5 x 8 meter. Jadi, kelebihan tanahnya bisa buat halaman depan, dan panjang halamannya cukup untuk sebuah mobil kijang. *halah!*

Foto:
Buah jambu bijinya seperti ini (yang pohonnya ditebang) © tabloid senior/kompas

0 Comments:

Post a Comment

<< Home